17 Agustus tahun 45 itulah hari kemerdekaan kita, hari
merdeka nusa dan bangsa, hari lahirnya bangsa Indonesia. Merdeka.
Merayakan sesuatu peristiwa yang besar memang sangat penting
bahkan penting sekali. Merayakan kelahiranmu, pernikahanmu atau merayakan
dengan berdoa tahlilan merayakan hari kematian, merayakan dengan wiridan
bersama hari terjadinya bencana. Dan untuk mengenang suatu peristiwa pun
dibangunlah monument, tugu, patung. Peristiwa akan berlalu begitu saja ketika
tak dibuat pepeling (pengingat). Sirna ilang kertaning bumi, itu sengakalan
runtuhnya kerajaan majapahit. Di Jawa
nusantara ada istilah sengakalan untuk mengingat hari waktu peristiwa
yang besar. Jalan – jalan diberi nama para pahlawan bangsa, kampong – kampong,
Negara, benua diberi nama berdasarkan tokoh penemunya atau orang yang
berpengaruh penting. Ya semua itu teringkas penting dalam satu kata yaitu
sejarah.
Kata Bung karno “jangan sekali –kali meninggalkan sejarah,..
blab la,,” dalam pidato jas merah
terakhirnya. Mungkin maksut Bung karno “
ketika kamu menjadi orang yang berkuasa di jamanmu, buatlah sejarah yang benar
sebenar – benarnya”.. karena sejarah adalah milik orang yang berkuasa.
Dan segala peristiwa yang benar tentang Mbah karno pada
pidato itu, Monggo temukan sendiri atau sejarah tentang perjalanan hidupmu
sendiri saja. Pernah saya membayangkan seorang tokoh yang besar saja ketika
meninggal kadang hany a keluarga nya saja yang mendoakan. Apalagi kita yang
bukanlah apa-apa menjadi orang pun juga sedikit eksistensinya. Ketika anak cucu
kita tak tau kita, tentang sejarah kita bahkan nama kita pun cicit kita dah
terputus benang merah informasi, tapi toh kita gausah repot – repot menjamah
tentang itu karena kita punya Tuhan yang
Maha mengatur segalanya.
Merayakan hari yang besar ada juga out of topic alias
melenceng dari substansinya. Saya menjadi berfikir mengapa lomba- lomba 17
agustus itu perlambang suka cita anak bangsa mengenang jiwa pahlawannya. Bahkan
perayaan diisi dengan goyang – goyang YKS, bukan maksut skeptis dengan hal ini bahkan ide harus dirayakan seperti apa itu pun juga itu
tidak mempengaruhi besar tentang kejayaan negeri ini.
Pada kenyataanya juga dari 17 Agustus setiap tahun membuat
masyarakat menjadi lebih guyub rukun, tertawa bersama, kembali ke kekanak-kanakan
bersama. Membuat semangat kebersamaan meskipun ada juga yang malah perang –
perangan karena tersenggol nonton dangdut, atau
masih nggrundel karena kalah saingan dukun dalam pertandingan voly
kampung seperti yang terjadi di kampung saya.
17 Agustus adalah hari supaya kita menengok kembali sejarah.