Saturday, September 15, 2012

Aku Rindu Adegan Itu


Jalan ditutup, para pengguna jalan dari arah utara di jalan Panjaitan diarahkan belok ke kiri sebelum menuju ke krapyak.  Aku di stop beberapa polisi,
“ mau  pengajian habib syeh lewat mana ya pak ? “ tanyaku pada polisi tua itu.
“lurus aja mas “ jawab polisi itu   dengan agak acuh.
Tidak jauh aku melesat jauh dari pertigaan itu, ternyata jalan ditutup lagi.
“Ora iso liwat mas,. Kebak dalane (tak bisa lewat mas, jalannya penuh) “ kata pak parkir di depanku.
“pengajian pak “ spontan aku jawab dia.
Ku tancap terus gas terus motor,  malas rasanya kalo aku bayar parkir, so  sampailah aku di jalan yang lebih dekat panggung. Sendirian, Kubakar rokok ku menikmati lagu- lagu habib syeh. Asik rasanya merenung, berdiam sendiri dalam suasana ramai yang khusuk.
Daun jati kering jatuh di depanku, kupandang pohon jati muda itu yang sudah mulai semi bunganya. Aku teringat sewaktu aku masih kelas 3 SMP, dulu begitu semangatnya aku ke pangajian-pengajian seperti ini.  Habib syeh belum ada, karena kelas 3 smp ku kira- kira tahun 2004  dan sekarang tahun 2012.
Bersama andi setyawan (andex),  wahyu wardana (koyex), agus sutopo (toples) dan Prahjoko (gembus), kami berangkat ke gunung Giriloyo, nama yang sangat asing di otakku. Senang sekali bisa jalan- jalan keluar malam-malam di daerah pegunungan.  Perasaan itu yang kadang aku rindukan, perasaan ingin tau yang sangat besar,  Ingin menjelajah,  merasakan adegan yang belum pernah aku alami sebelumnya.
Bersama rombongan masjid, kami berangkat kesana. Pengajian sekalian maen. Adegan yang sangat baru buat kami, buatku terutama. Kami parkir motor  dan menapaki jalan yang naik, ramai banyak penjual. Keluguan seperti itu sangat wajar di umur segitu, mungkin sekarang kalo aku mengulangi adegan itu  dengan tokoh AKU yang sekarang sudah tidak berasa great lagi. Akhirnya kami yang ikut rombongan orang dewasa duduk gelar tikar di atas. Kalo bisa bayangkan tempat itu kanan kiri jalannya punggungan dan jalannya pun masih batu belum aspal. Sambil memandang cewek-cewek pondok yang lewat kami yang duduk disitu makan syomay.
“ padang bulan, padang bulan “ ,,
Renungan ku bersambung.. tak terasa kenangan itu sudah 8 tahun berlalu. Ku kira bapak tua yang menyebarkan kertas sambil ngomong “padang bulan “ adalah orang yang mempromosikan event padang bulannya cak nun. Aku panggil bapak itu, aku tanya Ternyata orang itu menawarkan lirik padang bulan sholawat habib syeh. 1 lembar fotokopian seribu. Jiaaaah.. ^^
Habib syeh membawa barokah kapada orang2 di sekelilingnya, pedangang, tukar parkir, penjual merchandise.. Subhanallah ^^






0 comments:

Post a Comment