Saturday, September 29, 2012

Cara Afdruk Screen Sablon


Saya ingin berbagi pengalaman tentang cara mencetak gambar atau afdruk ke screen sablon.
Setiap guru berbeda- beda caranya baik cara menyablon, cara mencampur warna, mencampur bahan tinta atau afdruk / scanning, Bagi para pemula alangkah baiknya mengetahui ilmu dasar dahulu dalam belajar sablon yaitu afdruk/ scanning, Scanning ini hanya istilah saya aja lho,
Scanning bisa dilakukan di siang hari ataupun malam hari. Siang bisa mengandalkan panas matahari dan malam bisa menggunakan lampu 60 what. Pertama – tama siapkan dahulu bahan- bahannya, antara lain :
1. Screen
2.  Kaca transparan
3. Obat afdruk yaitu bisa photozol TS, ulano, bremol,. kalo saya biasanya menggunakan Photoshol,,
4.  Busa
5. Kain hitam
6. Semprotan air
7. Lampu neon 60 Watt
8. Hairdryer
9. Penggaris plastic
10. Minyak Kelapa
11. Triplek
Cara Afdruk atau Scanning
  1. Siapkan desain yang ingin dicetak, desain ini bisa di print menggunakan kertas HVS biasa atau bisa juga menggunakan kertas Kalkir. Menggunakan kertas kalkir ini lebih memudahkan karena tidak harus dibasahi minyak kelapa.
  2. Ambil obat afdruk, disini kami menggunakan Photoshol, obat ini ada 2 bahan yaitu pengencer dan obatnya. Campurkan pengencer sedikit saja sampai warna menjadi ungu muda, Aduk  sampai OKE lalu
Oleskan  ke screen secara merata. Gunakan penggaris yang sudah di amplas pinggirnya untuk  meratakannya. Ratakan pada bagian dalam dan luar screen. Hasil yang bagus photoshol dapat marata dan tipis olesannya.
  1. Setelah itu letakkan screen yang sudah dioles photoshol tadi ke tempat gelap, aman dari cahaya.
Keringkan dengan Hairdryer, biasanys gak sampai 20 menit sudah kering. Pastikan screen benar- benar dalam keadaan kering. Masih di tempat yang gelap, oleskan minyak kelapa ke kertas yang ingin dicetak, apabila menggunakan kertas kalkir tidak perlu dibasahi minyak goring.
Setelah itu goreng ke penggorengan.. hehhee.. jadi mateng deh..
Setelah itu bukan digoreng tapi tempelkan ke screen bagian luar.
  1. Masih ditempat aman dari cahaya, masukkan busa kedalam screen, Bisa itu sebelumnya lapisi dengan kain hitam untuk menangkap panas. kertas desain tadi tutup dengan kaca transparan. Di bawah busa taruhkan Triplek. Triplek  berguna untuk menekan busa dan kaca.
  2. Siap,, lalu pegang dan himpit screen menggunakan triplek dan kaca tadi.
Panaskan ke sinar matahari dengan posisi lutut menekan triplek.  Biasanya hanya membutuhkan waktu 15 detik di waktu matahari diatas kepala kita, ya sekitar pukul 11 .00 sampai 13.00.
Sebenarnya tidak ada standar waktu pastinya, karena panas dan terang matahari tidak bisa tentu. Pada jam tertentu dan musim tertentu.
  1. Amankan ketempat yang redup, lalu basahi screen tadi menggunakan lap basah.
Taruh  ke bawah screen dalam keadaan terbuka, siramlah dengan air.
Apabila sukses desain anda tadi pasti sudah terbentuk, Kurangnya panas/ lama penyinaran
Berakibat pada kerasnya gambar. Apabila kurang lama penyinarannya gambar  yang tercetak akan gampang hancur.
Setelah terbentuk gambarnya, lalu semprotkan air menggunakan penyemprot dengan hati-hati,,
  1. Sudah jadi deh…
Selamat Mencoba, apabila bingung bisa menghubungi bloh ini atau bisa sms ke 087839483140 atau email ke fhiltrip@gmail.com.  Selamat berkarya http://fhiltrip.wordpress.com/2012/09/29/cara-afdruk-screen-sablon/

Saturday, September 15, 2012

Aku Rindu Adegan Itu


Jalan ditutup, para pengguna jalan dari arah utara di jalan Panjaitan diarahkan belok ke kiri sebelum menuju ke krapyak.  Aku di stop beberapa polisi,
“ mau  pengajian habib syeh lewat mana ya pak ? “ tanyaku pada polisi tua itu.
“lurus aja mas “ jawab polisi itu   dengan agak acuh.
Tidak jauh aku melesat jauh dari pertigaan itu, ternyata jalan ditutup lagi.
“Ora iso liwat mas,. Kebak dalane (tak bisa lewat mas, jalannya penuh) “ kata pak parkir di depanku.
“pengajian pak “ spontan aku jawab dia.
Ku tancap terus gas terus motor,  malas rasanya kalo aku bayar parkir, so  sampailah aku di jalan yang lebih dekat panggung. Sendirian, Kubakar rokok ku menikmati lagu- lagu habib syeh. Asik rasanya merenung, berdiam sendiri dalam suasana ramai yang khusuk.
Daun jati kering jatuh di depanku, kupandang pohon jati muda itu yang sudah mulai semi bunganya. Aku teringat sewaktu aku masih kelas 3 SMP, dulu begitu semangatnya aku ke pangajian-pengajian seperti ini.  Habib syeh belum ada, karena kelas 3 smp ku kira- kira tahun 2004  dan sekarang tahun 2012.
Bersama andi setyawan (andex),  wahyu wardana (koyex), agus sutopo (toples) dan Prahjoko (gembus), kami berangkat ke gunung Giriloyo, nama yang sangat asing di otakku. Senang sekali bisa jalan- jalan keluar malam-malam di daerah pegunungan.  Perasaan itu yang kadang aku rindukan, perasaan ingin tau yang sangat besar,  Ingin menjelajah,  merasakan adegan yang belum pernah aku alami sebelumnya.
Bersama rombongan masjid, kami berangkat kesana. Pengajian sekalian maen. Adegan yang sangat baru buat kami, buatku terutama. Kami parkir motor  dan menapaki jalan yang naik, ramai banyak penjual. Keluguan seperti itu sangat wajar di umur segitu, mungkin sekarang kalo aku mengulangi adegan itu  dengan tokoh AKU yang sekarang sudah tidak berasa great lagi. Akhirnya kami yang ikut rombongan orang dewasa duduk gelar tikar di atas. Kalo bisa bayangkan tempat itu kanan kiri jalannya punggungan dan jalannya pun masih batu belum aspal. Sambil memandang cewek-cewek pondok yang lewat kami yang duduk disitu makan syomay.
“ padang bulan, padang bulan “ ,,
Renungan ku bersambung.. tak terasa kenangan itu sudah 8 tahun berlalu. Ku kira bapak tua yang menyebarkan kertas sambil ngomong “padang bulan “ adalah orang yang mempromosikan event padang bulannya cak nun. Aku panggil bapak itu, aku tanya Ternyata orang itu menawarkan lirik padang bulan sholawat habib syeh. 1 lembar fotokopian seribu. Jiaaaah.. ^^
Habib syeh membawa barokah kapada orang2 di sekelilingnya, pedangang, tukar parkir, penjual merchandise.. Subhanallah ^^