Kita merasakan betapa nikmatnya menghirup Udara, Batapa
nikmatnya pagi, siang, sore , malam, betapa nikmatnya kentut, betapa nikmatnya
kerukunan, betapa nikmatnya bisa berdiri, bias duduk, bisa berlari, dan
betapa-betapa yang lain yang semua tak tehingga dan tak terkira.
Kita merasa kehilangan ketika sudah jauh, sudah hilang, atau ketika kita
ditinggalkan. Sesuatu yang sangat berharga memang bersyukur dan Syukur.
Teringat pengalamanku beberapa bulan yang
lalu. waktu itu aku kehilangan dompet tercintaku sampai aku datang ke orang
pintar, orang yang mempunyai ilmu lebih dalam doa dan agama dan mungkin sesuatu yang ghaib. Beliau
menyarankanku untuk ikhlas dan melantunkan doa yang beliau pilihkan. Pusing
rasanya kepalaku, tidur juga gak tenang karena uang yang ada di dompet itu
adalah uang panas alias uang dagangan. Aku memang berusaha untuk ikhlas,tapi
menurutku ikhlas memang ada prosesnya. Kita harus berusaha dulu untuk menemukan,
mencari dengan jalan yang benar atau istilahnya ikhtiar. Soan (berkunjung) ke orang pintar entah itu
kyai, dukun atau pun apa istilah lainya untuk mempredikatkan profesi tersebut
bagiku hanyalah proses katarsis. Hati menjadi plong aja ketika sudah berdoa dengan amalan doa yang disarankan dan
diberikan wejangan atau masukan oleh beliau. Sudah lebih dari 3 hari gak ketemu juga tu
dompet merah, aku merasakan kehilangan yang luar biasa sesuai kadarku. Tidak
diduga waktu aku beres-beres kamar
kutemukan dompet ku itu, sambiltepok jidat aku baru inget waktu itu dirumahku rame dan sebagai
sikap antisipatif aku taruh dompet di bawah kasur.
Nah, perasaan ini lah,
perasaan betapa nikmatnya, betapa kangennya aku ama domopetku udah terobati.
Sesuatu ketika itu berulang-ulang memang membuat kita tidak sadar
merasakan nikmatnya benda itu. sesuatu itu menjadi absurb ^^